Senin, 31 Desember 2012

"Kepergian Ayahku..."



            Waktu itu saya tinggal bersama saudara dari ibuku di kampung. Saya menghabiskan waktu disana untuk berkelana mencari ilmu. Sejak itulah keluargaku tercampak kesana kemari. Bukan berarti tercampak dibuang gitu ya..tapi terpisah. Ya..termasuk lah saya ini, hidup berjauhan dengan orang tua. Hidup bersama saudara sungguh tidak menyenangkan. Maksudnya ya saya harus mengerti dengan keadaan mereka, segala sesuatu harus saya kerjakan. Mau tak mau ya saya harus lakukan itu, karena saya menyadari kalau saya yang tinggal bersama orang.
Yang bikin tak enaknya tuh mereka tidak mau mengetahui lebih banyak dengan apa yang terjadi pada diri saya. Mulai dari saya lelah, letih, lesu, lunglai, dan satu lagi letoy, dan masalah-masalah yang ada disekolah, mereka kurang mengetahui itu. Tahunya hanya apakah saya sudah mengerjakan tugas saya atau belum,udah itu aj dan tak lebih.
            Sewaktu saat saya bermimpi ayah saya. Dan mengatakan pada saya
 “ nak..ayah pergi dulu ya, daaaaa..”sambil melambaikan tangannya.
Saya Lagsung tersentak dan ingat ayah saya di rumah. Saya langsung menangis ada apa gerangan yang terjadi, kenapa ayah ingin pergi. Perasaan saya sangat kacau, kepikiran terus menerus. Apapun yang saya kerjakan tidak semangat lagi karena kepikiran ayah, dan tiada satupun orang dikampung halaman saya itu menelepon saya dan memberi kabar ke saya.
            Kemudian saya berani-beranikan untuk bilang ke uwak saya
“ wak..saya rindu dengan ayah. Saya mimpi dia mau pergi jauh..” ternyata apa yang saya harapkan tidak terucapkan oleh uwak saya. Saya kecewa dengan ucapannya
 “ kapan-kapan aja ya ti, uwak belum sempat, dan masi banyak kerjaan,blum ada uang..gak pergi kemana-mananya tuh ayahmu, hanya mimpi doank.”  Hanya itulah jawaban yang dapat kudengar.
            Aku hanya bisa pasrah menunggu dan menunggu kapan uwak saya sempat mengantarkan saya pulang. Ternyata penantian saya hanya sia-sia, sudah beberapa hari kemudian tidak ada perkembangan kata. Kekhawatiran pun mulai mengada-ngada .
“Ya Allah..ada apa sebenarnya ini, kenapa saya kepikiran terus dengan ayah, apa yang terjadi ya Allah..Berikanlah aku jalan untuk pulang melihat Ayahku.Aku sangat merindukannya, mau kemanakah dia pergi Ya Allah, janganlah Engkau jauhkan aku dari ayahku..hanya dialah satu-satunya orang tuaku..” pintaku dalam hati.
            Karena bosan menanti nanti hal yang tak pasti, saya berpikir gimana caranya agar saya dapat uang untuk ongkos pulang. Kini sudah terjawab, kepala saya ditundukkan Allah tuk melihat jari saya. Ternyata dijari saya masih ada benda yang berkilauan yang dapat dijual. Emas…itulah jawabannya. Setelah pulang sekolah saya segera menjual emas itu ke pasar, dan emas itu berharga Rp.90.000,-.lumayanlah cukup untuk ongkos karena dulukan uang segitu sudah banyak .
            Setelah terjual saya lagsung pulang sendirian masih memakai baju pramuka tanpa diketahui oleh sapa-sapa. Saya berani-beranikan pulang demi melihat ayah seorang. Dalam pikiran nih udah kayak mana-mana, kalau nyampek ya syukur, kalau gak nyampek ya pasti kesasar dan  ujung-ujungnya paling nangis. “Alhamdulillah..”
ternyata saya sampai juga.
Saya sampai kerumah  pukul 5 sore.
            Rencananya saya ingin membuat surprise ke ayah bahwa salah satu anaknya datang menemui dia. Tapi ternyata apa..harapan sia-sia. Saya tidak berjumpa dengannya. Dia sudah pergi keluar negeri mengikat kontrak dengan salah satu hotel yang ada di kota Medan. Dia pergi meninggalkan saya tanpa mengabari saya. Saya kecewa, sedih, menangis penuh luka dihati. Bersusah payah saya pulang tapi hasilnya nihil tidak bertemu ayah. Seminggu yang lalu ia telah pergi, dimana hari itu adalah hari pas sewaktu saya mimpi dia melambaikan tangan dan pamit.
            Uwak saya kecarian di sana kenapa saya kok belum pulang juga. Saya dicari kepinggir lautan, karena saya suka main didaerah pinggir laut jadi saya dicari kesitu. Mungkin dikira mereka sapa tau saya sudah mengambang-ngambang dilaut itu.ya..mungkin saja. Dan kata orang-orang yang tingggal di dekat uwak saya itu, sewaktu saya gak pulang, saya dimaki-makinya, dan mau diusirnya karena merepotkan mereka. Menurut saya mereka yang merepotkan saya, udah gak ngantarkan saya pulang kan jadinya saya harus capek-capek lagi ke pasar jual emas, trus naik bus jauh-jauh, trus disepanjang jalan pikiran ni aneh-aneh “nyampek gak ya,,nyampek gak ya,,”
 Tapi setelah uwak tahu saya pulang menjumpai ayah saya dan ternyata ayah saya sudah pergi, dia merasa bersalah tidak mengantarkan saya pulang dan merasa kasihan sama saya. Mungkin dia sadar, bahwa mimpi saya itu ada kaitannya dengan kepergian ayah saya, dan mereka tidak menghiraukannya. Akhirnya dia tidak jadi marah dan saya tidak jadi diusir, bahkan tidak ada berkata apa-apa pun setelah saya pulang, dan malah mereka jadi baik lebih perhatian..
Dan ingatlah sesungguhnya kontak batin anak terhadap orang tuanya  itu pasti ada dan erat, begitu juga sebaliknya. Janganlah kamu biarkan perasaan-perasaan yang menghadiri dirimu  itu sebelum kamu menyesal sesudahnya dan jadi tertekan batin, nanti kamu jadi kurus.hehehe”.***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar